Nambal Ban Sepeda :'(
Entah apa yang terjadi hari itu saya harus mengeluarkan biaya double karena harus mengganti ban sepeda yang bocor, bahkan sampai meletus. Hari itu tiga kali saya harus mengalami kerugian membeli tiga ban baru. Jadi saya harus menahan untuk tidak mengeluarkan biaya lagi untuk keperluan bersepeda hingga bulan depan, karena sudah overbudget untuk kebutuhan yang satu ini :-)
Percobaan pertama, saya mengganti ban dengan backup ban dalam yang sudah saya beli sebelumnya, tapi mengalami kegagalan, karena saya mengira saya memompa ban terlalu keras hingga akhirnya meletus. Kemudian saya pergi ke toko sepeda untuk membeli ban dalam baru, dan patch kit sepeda, karena saya pikir bagus juga sekalian menambal ban yang bocor sebelumnya. Setelah dapat ban baru, saya menggantinya, terlihat oke tidak masalah, lalu saya gowes. Namun saat di tengah jalan, saya merasa ada yang tidak beres, ban depan terasa tidak stabil, kemudian saya berhenti dan mencoba mengecek, tapi saya pikir tidak ada masalah, akhirnya kembali saya gowes. Setelah cukup jauh bersepeda, yahh.. ban kempes, kemudian saya berhenti dan mengganti dengan ban lama yang sudah saya tambal tadi. Saya bergegas, ngebut menggowes sepeda supaya segera sampai rumah, karena masih ada perasaan takut kalau ban yang saya ganti tadi akan kempes ditengah jalan. Setelah sampai rumah, terlihat tidak masalah, namun beberapa menit kemudian, ban kempes, yahhh gagal saya menambalnya. Lalu saya berfikir ada yang salah dengan ban sepeda yang saya beli, karena sepertinya ukurannya lebih kecil daripada ban luar, akhirnya saya pergi ke toko sepeda untuk membeli ban yang sesuai dengan ukurannya. Kemudian saya ganti, saya merasa cukup yakin dengan ukuran ban yang saya beli, dan dengan percaya diri, saya kembali bersepeda cukup jauh. Saya memarkirkan sepeda untuk ke ATM, setelah keluar, yahhh... bocor lagi... sedih hati saya.. Akhirnya saya mencoba untuk menambalnya, dan saya tidak cukup yakin dengan tambalan ini, sehingga setelah selesai denggan kencang menggowesnya supaya segera sampai rumah, tapi apa yang terjadi, baru di tengah jalan, ban sudah kempes dan tidak memungkinkan lagi untuk dipompa, terpaksa saya harus menuntuntunya sampai rumah.
Apa pelajaran dari peristiwa ini?
Yang pertama tentu saja, saya belajar bagaimana mengelola hasrat. Kalau saja saja saya bisa berfikir dengan tenang, tentu saja saya akan memikir ulang untuk tidak segera membeli ban lagi. Saya harus memikirkan konsekuensi kalau akan ada kegagalan lagi. Sehingga bisa saja yang saya lakukan tidak akan menambal itu sendiri, saya akan membawanya ke bengkel, supaya mereka bisa menganalisa masalah yang terjadi, karena mereka lebih berpengalaman.
Yang kedua, sebenarnya agak kebalikan dengan point yang pertama, justru saya bisa belajar juga dari kegagalan itu. Harusnya itu jadi pelajaran bahwa saya berani ambil resiko, saya belajar dari pengalaman, saya mencoba untuk melakukan, namun memang hasilnya tidak sesuai harapan. Berarti ini juga jadi pertimbangan kalau saya pergi jauh dengan membawa peralatan sepeda, belum tentu menjamin keberhasilan ketika ditengah jalan ada masalah. Berarti saya juga perlu memikirkan strategi lain kalau sesuatu akan terjadi tidak sesuai harapan. Tapi paling tidak ada solusi ketika masalah terjadi.
Yang ketiga, terkait dengan kepekaan, sebenarnya sudah ada tanda-tanda bahwa, ban yang saya pasang bermasalah, seharusnya saya bisa tidak melanjutkan perjalanan dan kembali ke rumah untuk mengeceknya. Sehingga bisa meminimalisir resiko, saya tidak menghabiskan waktu di jalan hanya untuk menambal atau mengganti ban, saya bisa menggunakan waktu dengan hal lain daripada harus menyelesaikan masalah yang menurut saya tidak terlalu mendesak untuk dilakukan.
Pengalaman ini bukan hanya terjadi saat saya bersepeda saja, tapi juga terjadi dalam kehidupan yang saya alami. Ada banyak masalah yang terjadi, dan bagaimana respon terhadap masalah itulah yang menentukan. Menurut saya yaa tetap hadapilah masalah itu, lakukan yang bisa dulu, cari referensi lain bila perlu, berkonsultasi dengan orang yang punya pengetahuan/pengalaman supaya bisa bertindak lebih tepat. Dan pada akhirnya menurut saya harus bersyukur, karena Tuhan sudah kasih kesempatan. Masalah itu juga adalah cara supaya kita bertumbuh, semakin baik dan benar dalam menjalani kehidupan ini. Bersyukur bisa mendapat masalah, tapi bersyukurlah juga karena masih menikmati setiap hal yang sudah Tuhan beri.
Percobaan pertama, saya mengganti ban dengan backup ban dalam yang sudah saya beli sebelumnya, tapi mengalami kegagalan, karena saya mengira saya memompa ban terlalu keras hingga akhirnya meletus. Kemudian saya pergi ke toko sepeda untuk membeli ban dalam baru, dan patch kit sepeda, karena saya pikir bagus juga sekalian menambal ban yang bocor sebelumnya. Setelah dapat ban baru, saya menggantinya, terlihat oke tidak masalah, lalu saya gowes. Namun saat di tengah jalan, saya merasa ada yang tidak beres, ban depan terasa tidak stabil, kemudian saya berhenti dan mencoba mengecek, tapi saya pikir tidak ada masalah, akhirnya kembali saya gowes. Setelah cukup jauh bersepeda, yahh.. ban kempes, kemudian saya berhenti dan mengganti dengan ban lama yang sudah saya tambal tadi. Saya bergegas, ngebut menggowes sepeda supaya segera sampai rumah, karena masih ada perasaan takut kalau ban yang saya ganti tadi akan kempes ditengah jalan. Setelah sampai rumah, terlihat tidak masalah, namun beberapa menit kemudian, ban kempes, yahhh gagal saya menambalnya. Lalu saya berfikir ada yang salah dengan ban sepeda yang saya beli, karena sepertinya ukurannya lebih kecil daripada ban luar, akhirnya saya pergi ke toko sepeda untuk membeli ban yang sesuai dengan ukurannya. Kemudian saya ganti, saya merasa cukup yakin dengan ukuran ban yang saya beli, dan dengan percaya diri, saya kembali bersepeda cukup jauh. Saya memarkirkan sepeda untuk ke ATM, setelah keluar, yahhh... bocor lagi... sedih hati saya.. Akhirnya saya mencoba untuk menambalnya, dan saya tidak cukup yakin dengan tambalan ini, sehingga setelah selesai denggan kencang menggowesnya supaya segera sampai rumah, tapi apa yang terjadi, baru di tengah jalan, ban sudah kempes dan tidak memungkinkan lagi untuk dipompa, terpaksa saya harus menuntuntunya sampai rumah.
Apa pelajaran dari peristiwa ini?
Yang pertama tentu saja, saya belajar bagaimana mengelola hasrat. Kalau saja saja saya bisa berfikir dengan tenang, tentu saja saya akan memikir ulang untuk tidak segera membeli ban lagi. Saya harus memikirkan konsekuensi kalau akan ada kegagalan lagi. Sehingga bisa saja yang saya lakukan tidak akan menambal itu sendiri, saya akan membawanya ke bengkel, supaya mereka bisa menganalisa masalah yang terjadi, karena mereka lebih berpengalaman.
Yang kedua, sebenarnya agak kebalikan dengan point yang pertama, justru saya bisa belajar juga dari kegagalan itu. Harusnya itu jadi pelajaran bahwa saya berani ambil resiko, saya belajar dari pengalaman, saya mencoba untuk melakukan, namun memang hasilnya tidak sesuai harapan. Berarti ini juga jadi pertimbangan kalau saya pergi jauh dengan membawa peralatan sepeda, belum tentu menjamin keberhasilan ketika ditengah jalan ada masalah. Berarti saya juga perlu memikirkan strategi lain kalau sesuatu akan terjadi tidak sesuai harapan. Tapi paling tidak ada solusi ketika masalah terjadi.
Yang ketiga, terkait dengan kepekaan, sebenarnya sudah ada tanda-tanda bahwa, ban yang saya pasang bermasalah, seharusnya saya bisa tidak melanjutkan perjalanan dan kembali ke rumah untuk mengeceknya. Sehingga bisa meminimalisir resiko, saya tidak menghabiskan waktu di jalan hanya untuk menambal atau mengganti ban, saya bisa menggunakan waktu dengan hal lain daripada harus menyelesaikan masalah yang menurut saya tidak terlalu mendesak untuk dilakukan.
Pengalaman ini bukan hanya terjadi saat saya bersepeda saja, tapi juga terjadi dalam kehidupan yang saya alami. Ada banyak masalah yang terjadi, dan bagaimana respon terhadap masalah itulah yang menentukan. Menurut saya yaa tetap hadapilah masalah itu, lakukan yang bisa dulu, cari referensi lain bila perlu, berkonsultasi dengan orang yang punya pengetahuan/pengalaman supaya bisa bertindak lebih tepat. Dan pada akhirnya menurut saya harus bersyukur, karena Tuhan sudah kasih kesempatan. Masalah itu juga adalah cara supaya kita bertumbuh, semakin baik dan benar dalam menjalani kehidupan ini. Bersyukur bisa mendapat masalah, tapi bersyukurlah juga karena masih menikmati setiap hal yang sudah Tuhan beri.
Komentar