Belajar mengatur waktu


“Time is money” pepatah yang kerap kali didengar, waktu adalah uang. Bagaimanapun juga waktu adalah waktu, dan uang adalah uang. Dengan waktu kita dapat menghasilkan uang, dengan uang kita mendapatkan barang. Dan dengan waktu dan uang pula kita dapat mendapatkan “sesuatu” yang berharga. Waktu adalah sangat unik, jika kita kehilangan uang kita dapat mencarinya lagi, tetapi jika waktu hilang dia akan pergi untuk selamanya.
24 Jam adalah waktu yang sangat panjang, apalagi di jaman modern seperti sekarang ini, semua bisa dilakukan secara instant. Dalam istilah komputer, “multitasking, multiprocessing“, banyak pekerjaan dapat dilakukan dalam sekali waktu. Tetapi sekali lagi kalau tidak pandai mengatur, waktu akan pergi begitu saja.
Saya akan memberikan sedikit tips mengatur waktu (mudah-mudahan saya juga bisa melakukannya, hehe…):
  • Kurangi tidur, kurangi tidur, dan kurangi tidur. Tips ini saya dapatkan dalam blog RomiSatriaWahono.net “3 Kiat Jitu Mengatur Waktu”. Saya sangat sependapat dengan hal ini. Waktu yang banyak ternyata hanya dihabiskan untuk tidur. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang berguna. Jadi kurangi tidur, bertindaklah sesuatu!!
  • Gunakan untuk belajar, belajar, dan belajar. Gunakan semua waktu untuk belajar. Tidak hanya dalam bentuk pelajaran akademik semata, tetapi semua sisi kehidupan dapat dijadikan bahan untuk belajar. Cari hal-hal positif.
  • Prioritas. Buat skala prioritas. Mana yang memang benar-benar harus dikerjakan lebih dahulu. Susunlah skala prioritas yang tepat, yaitu dengan mendahulukan pekerjaan yang penting dan mendesak, kemudian pekerjaan yang mendesak meski tidak begitu penting, dilanjutkan dengan pekerjaan yang penting dan tidak mendesak. Prioritas terakhir adalah pekerjaan yang tidak penting dan juga tidak mendesak
  • Buat jadwal. Jadwal sebenarnya penting, tetapi sering ditinggalkan. Jadwalkan kegiatan, gunakan untuk memanfaatkan dan mengalokasikan berbagai kegiatan dengan baik.
  • Deadline. Tetapkan batas waktu (deadline) untuk semua rencana. Target waktu sangat penting agar dapat melaksanakan kegiatan lainnya. Hal ini juga berarti menghargai waktu dan menghargai diri sendiri. Dengan deadline kita selalu terpacu dan mendisiplinkan diri.
  • Kerjakan sekarang. Lakukanlah pekerjaan itu sekarang dan jangan menundanya. Menunda pekerjaan berarti menambah tumpukan tugas.
  • Berani berkata “tidak”. Belajarlah untuk berani berkata tidak untuk hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan yang sudah direncanakan. Hal ini memang sepele tetapi sulit untuk dilakukan. Tetapi cobalah!
  • Waktu adalah milik-Nya. Ingat kita hidup karena-Nya (baca: Tuhan), selayaknya juga kita menyediakan waktu untuk-Nya pula. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Sekali lagi pergunakanlah waktu secara bijak.
Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5.16)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tela Telo

Sebagai warga pujakesuma (putra Jawa kelahiran Sumatera) yang tinggal dijawa, ada banyak kata baru yang dulu terasa asing didengar, seiring berjalannya waktu pada akhirnya menjadi terbiasa dengan kata tersebut. Namun hal yang masih terasa janggal ditelinga adalah tentang tela (baca:telo). Ada jenis telo yang seharusnya tidak dikategorikan sebagai jenis ketela atau umbi-umbian. Beberapa jenis nama telo yang saya kenal di Jogja diantaranya: telo jenderal atau dalam bahasa Indonesia ketela pohon atau singkong,  telo pendem atau ubi jalar atau ketela rambat, telo gantung atau pepaya muda ... (mungkin masih ada yang lain lagi) ... Nah yang terakhir telo gantung atau pepaya tidak termasuk dalam kategori umbi-umbian. Berikut definisi umbi menurut KBBI: akar yg menjadi besar dan berisi (wortel, ketela, dsb): wortel adalah sayuran yg termasuk kelompok -- ; pangkal batang yg menjadi besar dan berisi yg dapat dimakan (spt talas, keladi); pangkal batang pohon berdaun tunggal (sp...
Baca selengkapnya

Nambal Ban Sepeda :'(

Gambar
Entah apa yang terjadi hari itu saya harus mengeluarkan biaya double karena harus mengganti ban sepeda yang bocor, bahkan sampai meletus. Hari itu tiga kali saya harus mengalami kerugian membeli tiga ban baru. Jadi saya harus menahan untuk tidak mengeluarkan biaya lagi untuk keperluan bersepeda hingga bulan depan, karena sudah overbudget untuk kebutuhan yang satu ini :-) Percobaan pertama, saya mengganti ban dengan backup ban dalam yang sudah saya beli sebelumnya, tapi mengalami kegagalan, karena saya mengira saya memompa ban terlalu keras hingga akhirnya meletus. Kemudian saya pergi ke toko sepeda untuk membeli ban dalam baru, dan patch kit sepeda, karena saya pikir bagus juga sekalian menambal ban yang bocor sebelumnya. Setelah dapat ban baru, saya menggantinya, terlihat oke tidak masalah, lalu saya gowes. Namun saat di tengah jalan, saya merasa ada yang tidak beres, ban depan terasa tidak stabil, kemudian saya berhenti dan mencoba mengecek, tapi saya pikir tidak ada masalah, a...
Baca selengkapnya

Menemukan Sukacita dalam Keseharian: Refleksi Seorang Programmer tentang Iman

Gambar
  Dalam dunia yang serba cepat ini, mudah sekali untuk melupakan hal-hal sederhana yang membawa sukacita bagi kita. Tetapi ketika saya merenungkan kehidupan saya sendiri, saya terus-menerus diingatkan akan berkat-berkat yang telah Allah berikan kepada saya. Salah satu karunia terbesar yang telah diberikan kepada saya adalah kemampuan untuk menggunakan keahlian dan talenta saya untuk memuliakan Dia. Sebagai seorang programmer, saya menemukan bahwa coding dapat menjadi suatu bentuk ibadah. Ini adalah cara untuk mengekspresikan kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan perhatian terhadap detail. Ketika saya menulis kode yang efisien, elegan, dan berguna, saya merasakan kepuasan yang melampaui pencapaian teknis. Saya tahu bahwa saya menggunakan karunia yang diberikan Tuhan untuk memberikan dampak positif bagi dunia. Namun, iman saya tidak hanya diekspresikan melalui kode. Saya juga menggunakan tulisan saya untuk berbagi pemikiran dan pengalaman dengan orang lain. Saya percaya bahw...
Baca selengkapnya